Langsung ke konten utama

tsiqah

yang aku maksud dengan tsiqah adalah rasa puasnya seorang prajurit atas komandannya dalam hal kemampuan dan keikhlasan, dengan kepuasan mendalam yang dapat menumbuhkan rasa cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.

"maka demi Rabbmu, mereka(pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (An-Nisa: 65)

pemimpin adalah bagian dari dakwah, karena tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. kepemimpinan, mempunyai hak sebagaimana orangtua dalam hubungan batin, seorang guru dalam pengajaran ilmu, seorang syaikg dalam pendidikan ruhani. dan ketsiqahan kita bisa diukur melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. sudahkah kita mengenal pemimpin dan mempelajari kondisi kehidupannya?

2. percayakah kita pada kemampuan dan keikhlasannya?

3. siapkah kita menganggap seluruh perintah yang diberikan pemimpin -tentunya yang tidak bernilai maksiat- sebagai instruksi yang harus dilaksanakan tanpa reserve, tanpa ragu, tanpa mengurangi, dan memberi komentar dengan disertai pengutaraan nasihat dan masukan untuk mencapai kebenaran?

4. siapkah menganggap diri kita salah dan pemimpin benar, jika terjadi pertentangan antara sikap pemimpin dan apa yang kita ketahui dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang tidak ada teks tegasnya dalam syari'at?

5. siapkah kita meletakkan seluruh aktivitas kehidupan dalam kendali dakwah? apakah dalam pandangan kita pemimpin memiliki hak untuk mentarjih(menimbang dan memutuskan yang terkuat) antara kepentingan pribadi kita dan kepentingan dakwah secara umum?

semoga dengan parameter yang telah diberikan diatas, kita bisa menjadi jundi-jundi yang benar-benar tulus dan percaya terhadap kepemimpinan qiyadah kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

jangan sombong (lagi)!!

Apa yang membuat kalian risih tentang kesombongan Fir’aun? Kesombongan Namrud? Kesombongan Qarun? Dalam hubungannya dengan Tuhan, kita harus mengatakan, IYA, kita risih. Tapi, dalam hubungannya dengan manusia, kita tentu akan maklum dengan kesombongan mereka. Betapa tidak, dunia ada dalam genggaman mereka. Kekayaan, dan kekuasaan; dua syarat menjadi sombong diantara manusia di atas bumi ini. Kekayaan mereka membuat orang-orang bermimpi ingin menjadi seperti mereka. Lihatlah, betapa mimpi saja sudah menjadikan orang-orang yang tidak seperti mereka menjadi sombong. Niat sombong. Apalagi kalau benar-benar menjadi seperti Qarun, Fir’aun atau juga, Namrud. Dan kekuasaan membuat orang-orang ingin menguasai semua tahta dunia ini, memiliki semua wanita di dunia ini. Lantas, masihkah kita menganggap kesombongan mereka itu sebuah kesombongan? Tidak, sekali-kali tidak. Mereka “berhak” atas itu. Lantas, atas apa mereka tidak berhak sombong dengan kekuasaan dan kekayaan mereka? Bukankah semua o

happy Idul fitri

saya, Amin Musthofa beserta keluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. semoga amal ibadah kita selama di bulan Ramadhan kemarin bisa membawa kita untuk lebih baik di bulan berikutnya. amiiiin....

dari tujuh masjid jadi 1.700 masjid

Bertambahnya warga muslim di Inggris agaknya sejalan dengan semakin banyaknya jumlah masjid di negara itu. Sebagai perbandingan, pada 1961 hanya ada tujuh masjid di Inggris. “Pada 1990 jumlah masjid menjadi sekitar 400,” kata Inayat Bunglawala, pengurus MCB (Muslim Council of Britain), seperti dikutip koran The Times . Sepuluh tahun kemudian, menurut situs Islam Salaam.co.uk , jumlah masjid di seluruh Inggris berlipat menjadi tak kurang dari 1.700. Pada saat bersamaan, jumlah gereja menurun. Para pakar mengatakan, ribuan gereja akan ditutup dalam sepuluh tahun ke depan. Penutupan tersebut disebabkan makin sedikitnya warga kristen yang beribadah di gereja-gereja mereka. Gereja-gereja yang ditutup itu biasanya dialihfungsikan menjadi gudang, toko, restoran, bahkan masjid. Tidak banyak memang gereja yang kemudian menjadi masjid. Sebab, gereja Anglikan di Inggris tidak membolehkan pemilik baru menjadikan bekas gereja sebagai masjid atau tempat ibadah agama lain. Sementara itu, di Inggris