Langsung ke konten utama

happy mother's day....


Entah, harus sampai kapan keadaan seperti ini akan terus berlangsung. Aku juga tidak tahu apakah aku sendiri yang harus memulainya. Sungguh, tidak mengenakkan berada dalam kondisi yang seperti ini. Kesunyian ini secara perlahan membunuh kreativitas untuk saling mesra dalam komunikasi kami. Aku tidak menyalahkan adat Jawa yang selama ini kami pegang. Sebuah sistem otokrasi. Sistem yang mengharuskan semua orang dalam keluarga taat dan tidak boleh ada interupsi kepada penguasa. Sekali lagi, aku tidak menyalahkan itu.


Aku tahu semuanya menyanyangiku. Mungkin hanya karena adat itulah maka lidah menjadi kelu untuk mengatakan sayang, seolah diri terlalu merunduk hanya untuk mengatakan cinta. Kepada kami, dan semuanya. Maka, ketika aku berhasil meredamnya dan membuat semuanya berubah hanya dalam hitungan detik, air mataku membuncah saat itu juga. Tidak ada kata memang yang aku ucapkan melalui lidah ini secara langsung, tapi aku mencobanya dengan cara lain. Dan ternyata memang berhasil. Aku bersyukur untuk itu semua. Segera aku selesaikan shodaqah pagi hari itu. Sholat dhuha. Dan sambil berbisik dalam hati aku mengatakan “selamat hari ibu…..aku mencintaimu….ibu.” maafkan untuk kekakuan yang selama ini membelenggu. aku akan berusaha untuk lebih baik lagi. “moga ibu semakin disayang Alloh….” Amiiin….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

muhasabah tarbiyah

Satu kali, seorang teman akrab bercerita kepada saya tentang pembicaraannya dengan salah satu ustadz. Teman itu menceritakan betapa telah sering ia menjadi panitia dalam berbagai kegiatan. Bukan hanya panitia. Bahkan juga pembicara. Itu bisa dibuktikan dengan begitu banyaknya co-card yang tergantung di dinding kamarnya. Ya. Saya juga melihat sendiri betapa banyaknya co-card teman saya itu. Mungkin jumlahnya sekitar 20an keatas. Jumlah yang fantastis memang. Satu ketika, kata teman tadi, ada ustadz yang menanyakan, “akhi, banyak sekali co-card antum, aktif ya?.” “iya.” Jawab teman saya. “wah kalau begitu antum punya banyak binaan dong.” Lanjut ustadz tersebut. Dengan malu-malu teman saya mengatakan “nggak punya ustadz.” Lantas dengan tegas ustadz itu mengatakan “Antum belum berhasil, akhi. Percuma co-card antum itu!.” Di lain waktu, pada satu malam yang tidak semangat, saya teringat buku “ Yang Disenangi Nabi dan Yang Tidak Disukai” yang diantaranya membahas tentang silaturrah

sepertiga malam-Mu

Sepertiga malam Benarkah engkau sepertiga malam Sedang lelapmu dipertengahan malam Dan jagamu dipenghujung pagi Haruskah jiwa masih berbangga Dengan nuansa yang hanya diseparuh laga Sedang pagi sudah menanti Hanya dua raka’at didapati Dengan tidak teliti Jiwa yang lama terpasung Haruskah dada kembali membusung Sedang malam selalu terlewati Tanpa sepertiga malam menghiasi Wahai diri Segeralah kamu menginsafi Atas sepertiga malammu Yang semakin sering terlewati karena kealfaan diri. Sudut jiwa yang semakin terluka karena malam, January 2010-01-13 jam 06.30.

happy Idul fitri

saya, Amin Musthofa beserta keluarga mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H. semoga amal ibadah kita selama di bulan Ramadhan kemarin bisa membawa kita untuk lebih baik di bulan berikutnya. amiiiin....