Kebahagiaan. Sepertinya semua orang berhak mendapatkannya. Namun intensitas kebahagiaan pada tiap orang itulah yang membedakannya. Dan utamanya adalah dimana seseorang itu meletakkan sentuhan kebahagiaan itu sendiri. Jika kita meletakkan ukuran kebahagiaan pada kebersamaan dengan orang yang kita cintai, maka intensitas kebersamaan dengannya itulah yang akan membuat kita bahagia, selebihnya kita akan merasa sakit kalau tidak bersamanya. Atau lebih sedikit dari itu, merindukannya adalah hal yang mutlak dirasai.
Jika kita meletakkan kebahagiaan pada rasa kita melihat kebenaran atau tentang nasihat kebenaran, maka kita akan nyaman dengan membuminya nilai-nilai seperti itu. Dan kerusakan, sepinya amar ma’ruf nahi munkar, adalah hal yang sangat menyakitkan. Maka, kepandaian kita dalam meletakkan kebahagiaan itu disisi mana dalam ruang hati kita menjadi penting untuk kita kuasai. Agar tidak ada lagi cerita roman picisan seperti Romeo dan Juliet, Majnun dan Laila, atau seperti dalam sajak sayap-sayap patahnya Kahlil Gibran.
Ada tiga isyarat cinta yang biasa dikemukakan oleh Anis Matta dalam serial cintanya. Ketiganya adalah cinta jiwa, cinta misi, cinta maslahat. Dengan definisi sederhananya adalah cinta jiwa berperan kuat dalam menghubungkan kebahagiaan suami dengan istrinya, orang tua dengan anaknya, dan kakak kepada adiknya. Mereka saling mencintai karena ikatan jiwa mereka. Kebahagiaan dalam makna ini lebih banyak kepada seberapa banyak intensitas kebersamaan diantara mereka.
Maka bagi seorang suami, membersamai istri dalam setiap jenak waktunya adalah kebahagiaan yang tidak berbatas. Dan berpisah dengannya seakan mencerabut akar sebagai sumber kehidupan bagi sepucuk pohon. Maka kebahagiaan bagi sebuah keluarga adalah manakala orang tua bisa berkumpul bersama dalam makan malam mereka bersama anak-anaknya. Dan hilangnya kesempatan untuk makan malam bersama merupakan kesunyian yang menyiksa. Dan Romeo, kurang tepat meletakkan arti cinta jiwanya, yang dia meletakkan bahwa kebahagiaannya adalah bersama Juliet. Maka meranalah ia ketika hidupnya tidak bisa bersama dengan Juliet.
Yang kedua adalah cinta misi. Cinta misi mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang seseorang, keluarga, dan umat. Kebahagiaan dalam cinta ini tidak pada intensitas kebersamaan yang kuat, tapi lebih kepada tercapai atau tidaknya misi yang ia emban. Seperti seorang nabi yang kebahagiaannya terletak pada diterimanya misi oleh umatnya. Maka kesedihannya ada pada jika ternyata umatnya masih banyak yang tidak mau menerima misinya. Wajar, kalau sampai baginda nabi Muhammad sampai menyebut nama umatnya dengan perkataannya yang fenomenal “ummati…ummati” Baginda sangat sedih kalau umatnya sampai mendapatkan siksaan dari Alloh karena tidak mengikuti misinya.
Atau seperti Khalid bin Walid, yang kecintaanya ada pada misi jihad. Maka tidak bisa ikut berjihad adalah kenestapaan yang nyata bagi dirinya. Dan kecintaan pada misinya itu tertuang dalam kalimat dahsyatnya “berada di medan pertempuran pada suatu malam yang dingin lagi sunyi, lebih aku cintai dari pada tidur bersama pengantin baru di malam pertama.” Atau seorang Hasan Al-Banna, kebahagiaanya adalah kepada misi dakwahnya. Maka warung angkringan tidak lepas dari misi dakwahnya, maka subuh hari ini berbeda tempat dengan subuh esok harinya, maka waktu tidur di rumahnya hanya selama 7 menit dan maka kematian menjemputnya dengan seninya yang paling indah.
Yang terakhir adalah cinta maslahat. Cinta maslahat lebih biasa diekspresikan oleh seorang pramugari yang dengan ramahnya meminta penumpang pesawat untuk memasang sabuk pengaman, atau seorang customer service bank yang dengan riangnya menanyakan keperluan seseorang customer yang datang kebanknya. Cinta yang hadir disini hanya sebentuk keperluan yang hadir supaya komunikasi bisa lebih lancar dan enjoy, yang dalam bahasa kita disebut maslahat.
Maka, pembicaraan tentang definisi kebahagiaan menjadi penting disini. Utamanya apa yang berkenaan dengan cinta. Hasil diantara keduanya adalah bagaimana mengekspresikan cinta agar tercapai kebahagiaan. Karena rasa yang menyelinginya akan ada banyak sekali: marah, ditolak, sedih, kecewa, cemburu, dll. Selamat merayakan kebahagiaan penuh cinta!!!. Wallohu 'Alam.
(mencoba meredupkan cahaya bulan, agar cahayanya tidak semakin merebak. 11.35 WIB. 2010-02-08.)
Jika kita meletakkan kebahagiaan pada rasa kita melihat kebenaran atau tentang nasihat kebenaran, maka kita akan nyaman dengan membuminya nilai-nilai seperti itu. Dan kerusakan, sepinya amar ma’ruf nahi munkar, adalah hal yang sangat menyakitkan. Maka, kepandaian kita dalam meletakkan kebahagiaan itu disisi mana dalam ruang hati kita menjadi penting untuk kita kuasai. Agar tidak ada lagi cerita roman picisan seperti Romeo dan Juliet, Majnun dan Laila, atau seperti dalam sajak sayap-sayap patahnya Kahlil Gibran.
Ada tiga isyarat cinta yang biasa dikemukakan oleh Anis Matta dalam serial cintanya. Ketiganya adalah cinta jiwa, cinta misi, cinta maslahat. Dengan definisi sederhananya adalah cinta jiwa berperan kuat dalam menghubungkan kebahagiaan suami dengan istrinya, orang tua dengan anaknya, dan kakak kepada adiknya. Mereka saling mencintai karena ikatan jiwa mereka. Kebahagiaan dalam makna ini lebih banyak kepada seberapa banyak intensitas kebersamaan diantara mereka.
Maka bagi seorang suami, membersamai istri dalam setiap jenak waktunya adalah kebahagiaan yang tidak berbatas. Dan berpisah dengannya seakan mencerabut akar sebagai sumber kehidupan bagi sepucuk pohon. Maka kebahagiaan bagi sebuah keluarga adalah manakala orang tua bisa berkumpul bersama dalam makan malam mereka bersama anak-anaknya. Dan hilangnya kesempatan untuk makan malam bersama merupakan kesunyian yang menyiksa. Dan Romeo, kurang tepat meletakkan arti cinta jiwanya, yang dia meletakkan bahwa kebahagiaannya adalah bersama Juliet. Maka meranalah ia ketika hidupnya tidak bisa bersama dengan Juliet.
Yang kedua adalah cinta misi. Cinta misi mempunyai peranan penting dalam tumbuh kembang seseorang, keluarga, dan umat. Kebahagiaan dalam cinta ini tidak pada intensitas kebersamaan yang kuat, tapi lebih kepada tercapai atau tidaknya misi yang ia emban. Seperti seorang nabi yang kebahagiaannya terletak pada diterimanya misi oleh umatnya. Maka kesedihannya ada pada jika ternyata umatnya masih banyak yang tidak mau menerima misinya. Wajar, kalau sampai baginda nabi Muhammad sampai menyebut nama umatnya dengan perkataannya yang fenomenal “ummati…ummati” Baginda sangat sedih kalau umatnya sampai mendapatkan siksaan dari Alloh karena tidak mengikuti misinya.
Atau seperti Khalid bin Walid, yang kecintaanya ada pada misi jihad. Maka tidak bisa ikut berjihad adalah kenestapaan yang nyata bagi dirinya. Dan kecintaan pada misinya itu tertuang dalam kalimat dahsyatnya “berada di medan pertempuran pada suatu malam yang dingin lagi sunyi, lebih aku cintai dari pada tidur bersama pengantin baru di malam pertama.” Atau seorang Hasan Al-Banna, kebahagiaanya adalah kepada misi dakwahnya. Maka warung angkringan tidak lepas dari misi dakwahnya, maka subuh hari ini berbeda tempat dengan subuh esok harinya, maka waktu tidur di rumahnya hanya selama 7 menit dan maka kematian menjemputnya dengan seninya yang paling indah.
Yang terakhir adalah cinta maslahat. Cinta maslahat lebih biasa diekspresikan oleh seorang pramugari yang dengan ramahnya meminta penumpang pesawat untuk memasang sabuk pengaman, atau seorang customer service bank yang dengan riangnya menanyakan keperluan seseorang customer yang datang kebanknya. Cinta yang hadir disini hanya sebentuk keperluan yang hadir supaya komunikasi bisa lebih lancar dan enjoy, yang dalam bahasa kita disebut maslahat.
Maka, pembicaraan tentang definisi kebahagiaan menjadi penting disini. Utamanya apa yang berkenaan dengan cinta. Hasil diantara keduanya adalah bagaimana mengekspresikan cinta agar tercapai kebahagiaan. Karena rasa yang menyelinginya akan ada banyak sekali: marah, ditolak, sedih, kecewa, cemburu, dll. Selamat merayakan kebahagiaan penuh cinta!!!. Wallohu 'Alam.
(mencoba meredupkan cahaya bulan, agar cahayanya tidak semakin merebak. 11.35 WIB. 2010-02-08.)
Komentar
Posting Komentar